Minggu, 20 September 2020

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

 

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW II

 


Jigsaw II merupakan salah satu metode pembelajaran Kooperatif.  Metode ini diteliti dan dikembangkan oleh Slavin pada tahun 1986. Metode ini merupakan modifikasi dari metode Jigsaw yang diteliti dan dikembangkan oleh Aronson. Metode Jigsaw II merupakan salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif yang memberikan tugas khusus kepada setiap siswa dalam kelompok. Dalam Jigsaw II, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen, seperti dalam STAD dan TGT.

Tugas khusus dalam metode Jigsaw II adalah tugas untuk mempelajari, mengajarkan topik pelajaran tertentu atau tugas untuk menyampaikan informasi tertentu. Menurut Slavin tugas khusus tersebut memiliki arti penting bagi siswa, yaitu melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Sehingga setiap siswa dalam kelompok akan memiliki kebanggan tersendiri, karena telah ikut memberikan sumbangan terhadap keberhasilan kelompok. Selain itu adanya tugas khusus tersebut akan mendorong lahirnya akuntabilitas individual dan meningkatnya perasaan saling ketergantungan antar anggota kelompok.

Berikut ini merupakan langkah-langkah pembelajaran yang harus diterapkan dalam metode Jigsaw II (Slavin, 2009:241-244):

(1)      Membaca

        Pada tahap ini siswa menerima bahan pelajaran yang berisi topik khusus untuk dibaca dan dipelajari. Tugas membaca dapat dilakukan di kelas, namun juga dapat dijadikan sebagai pekerjaan rumah.

(2)      Diskusi kelompok ahli

        Pada tahap ini siswa yang memiliki topik yang sama berkumpul untuk mendiskusikan topik tersebut. Guna memperlancar diskusi, kelompok dapat menentukan ketua kelompok. Tugas ketua kelompok adalah menjadi moderator diskusi. Sementara kelompok ahli berdiskusi, guru secara bergilir mendatangi setiap kelompok. Guru hanya sebagai pengamat dan turun tangan jika ada pertanyaan dari siswa atau masalah yang terjadi dalam diskusi. Guru mengingatkan ketua kelompok untuk memberi kesempatan yang sama bagi semua anggota kelompok ahli.

(3)      Laporan kelompok atau pengajaran sebaya

          Pada tahap ini siswa kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan topik yang menjadi bagiannya kepada teman dalam satu kelompok. Pada tahap ini guru menekankan semua anggota kelompok untuk menjadi guru dan pendengar yang baik.

(4)      Tes

        Pada tahap ini siswa memperoleh tes perorangan yang meliputi semua topik yang diajarkan pada hari itu. Siswa dalam satu kelompok tidak boleh saling membantu, dengan demikian siswa sebagai individu bertanggung jawab untuk memahami semua topik pelajaran.

(5)      Penghargaan kelompok

    Pada akhir pertemuan, guru memberikan penghargaan pada kelompok yang nilai kelompoknya memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Bentuk penghargaan dapat berupa sertifikat atau  bentuk lainnya. Perhitungan skor kelompok didasarkan atas akumulasi nilai yang dikumpulkan oleh masing-masing siswa bagi kelompoknya. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai keseluruhan dan dibagi sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.

    Pada awal penilaian kelompok, skor awal diperoleh dari nilai yang diperoleh siswa sebelumnya. Selanjutnya, siswa menyumbang nilai bagi kelompok berdasarkan skor tesnya. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk memberi sumbangan point maksimal bagi kelompok. Perhitungan skor itu dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar hasil atau nilai terbaik bagi kelompok sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Berikut ini merupakan tabel perhitungan skor perkembangan individu.

Skor Perkembangan Individu

Skor Tes

Skor Perkembangan Individu

Lebih dari 10 point di bawah skor awal

10 hingga 1 point di bawah skor awal

1 sampai 10 point di atas skor skor awal

Lebih dari 10 point di atas skor awal

Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)

5

10


 20

30

 30

 

 Pada pertemuan terakhir guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh kelompok. Kriteria pemberian penghargaan yang dipakai adalah sebagai berikut :

1)         Kelompok baik (good team) mempunyai kriteria nilai rata-rata 15 point.

2)         Kelompok hebat (great team) mempunyai kriteria nilai rata-rata 20 point.

3)         Kelompok super (super team) mempunyai kriterai nilai rata-rata 25 point.

 

SUMBER REFERENSI

Huda, Miftahul.(2016).Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Slavin, E. Robert. (2009). Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung : Nusa Media.

Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem). Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LATIHAN SOAL ASESMEN SUMATIF AKHIR TAHUN (ASAT) KELAS 8

 Assalamu'alaikum Wr.Wb Apakabar sahabat IPS?  Semoga kalian tetap semangat belajar IPS Bagi kalian kelas 8 yang mau  menghadapi  Asesme...