KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 2.1
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Oleh Ruli Aspirini, S.Pd
CGP Kab. Pandeglang
Guru merupakan profesi yang sangat luar biasa. Disadari atau tidak,
setiap hari kita sebagai guru harus berhadapan dengan murid yang begitu beragam.
Baik itu beragam dari sisi kesiapan belajar, minat, gaya belajar, dan
lain-lain. Dari segi minat misalnya ada murid yang suka bermain musik, berolah
raga, memasak atau mungkin melakukan percobaan-percobaan di laboratorium. Hal
ini kemudian menuntut kita untuk mampu menerapkan proses pembelajaran yang
dapat mengakomodir keberagaman tersebut, sehingga tujuan pembelajaran yang kita
harapkan dapat tercapai. Salah satu solusi yang dapat kita lakukan adalah
dengan menerapakan Pembelajaran Berdiferensiasi. Apa itu Pembelajaran
Berdiferensiasi? Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah
usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan
belajar individu setiap murid. Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi semua
keputusan yang dibuat oleh guru berorientasi kepada kebutuhan murid.
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagaimana penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di kelas? Pembelajaran
Berdiferensiasi diawali dengan kegiatan memetakan kebutuhan belajar murid. Tomlinson
berpendapat bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling
tidak berdasarkan 3 aspek, yaitu kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid dan profil belajar murid.
1)
Kesiapan
belajar (readiness)
Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk
mempelajari materi baru. Kesiapan belajar tidak berkaitan dengan tingkat
intelektualitas (IQ). Namun, berkaitan dengan informasi tentang apakah
pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan
keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Dengan adanya pemetaan
kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, guru dapat memodifikasi
tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran sehingga kebutuhan belajar murid
dapat terpenuhi.
Dalam menentukan
kesiapan belajar murid pada suatu konsep, kita dapat melakukan asesmen untuk
menentukan apa yang dipahami murid tentang konsep tersebut dan mengamati murid
ketika menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas. Guru juga bisa bertanya tentang
apa yang diketahui oleh murid.
2)
Minat
murid
Minat merupakan salah satu faktor yang mendorong murid untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setiap murid di kelas mungkin memiliki minat yang berbeda-beda. Ada murid yang berminat pada seni, matematika, sains, drama, memasak dan lain sebagainya. Dengan mengenali minat murid, guru dapat merencanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna. Guru dapat menentukan minat murid melalui asesmen diagnosis awal.
3)
Profil
belajar murid
Profil
belajar murid berkaitan dengan banyak faktor seperti bahasa, budaya, keadaan
keluarga, dan lain-lain. Selain itu juga profil belajar berhubungan dengan gaya
belajar seseorang. Di bawah ini merupakan jenis-jenis gaya belajar yang
dimiliki murid dan perlu diketahui guru agar dapat menjadi salah satu
pertimbangan dalam penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi.
(Sumber : https://www.cikgutere.com)
Tujuan pemetaan kebutuhan belajar murid
berdasakan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk
belajar secara natural dan efisien. Setiap anak di kelas memiliki profil belajar
sendiri. Seorang guru hendaknya dapat memvariasikan metode dan pendekatan
mengajar di kelas.
Setelah melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar murid, maka kita
kemudian memilih strategi diferensiasi yang akan kita terapkan agar kebutuhan
belajar murid dapat terpenuhi dan hasil belajar yang optimal dapat tercapai. Tiga
strategi dalam Pembelajaran Berdiferensiasi, yaitu sebagai berikut :
1)
Diferensiasi
Konten
Diferensiasi konten berkaitan dengan apa
yang kita ajarkan kepada murid. Hal ini merujuk pada strategi membedakan
pengorganisasiaan dan format penyampaian konten. Konten adalah materi
pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan
kurikulum.
2)
Diferensiasi
Proses
Diferensiasi proses berkaitan dengan
bagimana murid akan memahami memaknai apa informasi atau materi yang akan
dipelajari. Diferensiasi proses merujuk pada strategi yang membedakan proses
yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih
dan memahami isi (conten) materi. Cara melakukan diferensiasi proses
diantaranya sebagai berikut : a) kegiatan berjenjang, b) pertanyaan
pemandu/tantangan, c) membuat agenda individual untuk murid, d) memvariasikan
lama waktu untuk mengerjakan tugas, e) mengembangkan kegiatan yang dapat
mengakomodasi beragam gaya belajar visual, audiotori, dan kinestetik, e) menggunakan
pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat murid.
3)
Diferensiasi
Produk
Diferensiasi produk berkaitan dengan tagihan apa yang kita harapkan dari murid.
Produk merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan murid
kepada kita. Produk dapat berupa karangan, hasil tulisan, hasil tes,
pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram dan lain sebagainya. Hal yang
paling penting adalah produk tersebut harus mencerminkan pemahaman murid dan
berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru sebelum menentukan
produk harus mempertimbangkan kebutuhan belajar murid.
Pembelajaran Berdiferensiasi sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara. Menurut Ki Hadjar tugas guru adalah menuntun tumbuh kembangnya anak
sesuai dengan kodratnya masing-masing. Layaknya seperti seorang petani yang
tidak bisa merubah padi menjadi jagung, begitu juga dengan kita sebagai guru
tidak bisa merubah kodrat anak. Namun, kita dapat membantu anak untuk
mengembangkan bakatnya dengan menciptakan lingkungan yang mampu membantu untuk
mengembangkan bakat yang dimilikinya tersebut. Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi inilah hal tersebut dapat terwujud.
Pembelajaran Berdiferensiasi akan mudah terwujud jika guru mampu
melaksanakan peran guru penggerak dengan baik, tentu saja sang guru terlebih
dahulu harus mampu menjiwai nilai guru penggerak terutama nilai berpihak pada
murid. Tanpa keberpihakan pada murid maka lingkungan yang mendukung proses Pembelajaran
Berdiferensiasi tidak akan terwujud. Seperti apakah lingkungan yang mendukung
pembelajaran berdiferensiasi? Lingkungan yang mendukung Pembelajaran
Berdiferensiasi adalah lingkungan dimana kehadiran setiap orang dihargai,
setiap orang merasa aman, satu sama lain saling membantu mengembangkan
kemampuannya, satu sama lain saling mendukung, semua murid mendapatkan semua
yang ia butuhkan, dan guru dan murid berkolaborasi untuk mencapai kesuksesan. Lingkungan
ini dibangun di atas komunitas belajar yang di dalamnya terdiri dari
orang-orang yang memiliki jiwa pembelajar.
(Sumber: https://www.pngwing.com)
Dalam membangun komunitas belajar, tentu saja guru membutuhkan kemampuan
kolaborasi yang baik. Guru harus mampu merangkul berbagai pihak, baik itu kepala sekolah,
orang tua, guru BK dan rekan sejawat lainnya. Komunitas belajar dapat
menggunakan Pendekatan IA dalam memetakan kebutuhan belajar murid. Melalui pendekatan IA, guru akan mengetahui potensi atau
kekuatan yang dimiliki oleh setiap murid di kelas. Tugas guru kemudian adalah memotivasi para murid
agar mau mengoptimalkan segala kekuatan yang dimiliki.
Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi akan mempermudah
terwujudnya budaya positif di sekolah yang kemudian akan bermuara pada
terwujudnya visi sekolah. Seperti kita ketahui bahwa, visi sekolah hendaknya
mendukung terciptanya lingkungan belajar yang ramah bagi semua pihak, baik itu
murid, guru, maupun orang tua. Melalui Pembelajaran Berdiferensiasilah, setiap orang akan terbiasa
untuk saling menghargai, saling mendukung dan berkolaborasi. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran Berdiferensi memiliki dampak
yang besar bagi terwujudnya visi sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar