Jumat, 17 September 2021

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN 

SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN


            Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya. Salah satunya dengan menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.  Wellbeing disini terkait dengan kondisi yang berpihak pada murid, dimana murid merasa nyaman untuk belajar sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Sebagai manusia dan pemimpin pembelajaran, kita tentu saja akan berhadapan dengan berbagai permasalahan baik di kelas maupun di lingkungan sekolah. Dalam hal ini kita diharapkan mampu mengambil keputusan yang bijaksana dan berpihak pada murid. Pada saat mengambil keputusan Guru Penggerak dapat berpedoman kepada Pilosopi Patrap Triloka dari Ki Hadjar Dewantara.  

                                        


Ing Ngarso Sung Tulodho artinya di depan memberi teladan, sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita hendaknya untuk selalu menjadi teladan bagi murid dalam berbagai hal, termasuk dalam mengambil keputusan. Keputusan yang kita ambil diharapkan mencerminkan peran kita sebagai pemimpin pembelajaran. Seperti kita ketahui, seorang pemimpin pembelajaran akan selalu berusaha agar keputusan yang diambil mampu menciptakan kondisi  yang memberikan rasa nyaman pada murid sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Ing Madya Mangun Karso artinya di tengah membangun kehendak,  setiap keputusan yang kita ambil hendaknya mampu membangun semangat dan motivasi murid untuk belajar.  Sedangkan Tut Wuri handayani artinya di belakang memberikan dorongan, kita sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya mampu mengambil keputusan yang mampu mendorong murid kita untuk mengembangkan bakat dan potensi yang mereka miliki.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan sebuah keputusan. Apalagi sebagai seorang Calon Guru Penggerak, kita diharapkan mampu menjiwai nilai-nilai guru penggerak dalam setiap langkah kita. Nilai tersebut diantaranya  nilai mandiri, reflektif , kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid. Nilai-nilai inilah yang kemudian akan berpengaruh besar terhadap pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Seorang guru yang memiliki nilai berpihak pada murid misalnya, maka ia akan selalu berusaha untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan belajar muridnya secara cepat dan tepat. Ia akan berusaha agar keputusan yang ia ambil mampu menciptakan kondisi yang nyaman bagi muridnya. Ia juga akan melakukan kolaborasi dan refleksi untuk mengetahui apakah keputusan yang diambil telah tepat atau tidak. Nilai-nilai yang tertanam tersebut kemudian akan menjadi faktor penentu dalam memilih prinsip yang akan kita gunakan dalam pengambilan keputusan, apakah prinsip berpikir berbasis hasil akhir, prinsip berfikir berbasis  peraturan, maupun prinsip berpikir berbasis berbasis rasa peduli.

Pada modul 3.1 ini, Calon Guru Penggerak mempelajari materi tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Materi ini merupakan sesuatu hal yang baru bagi saya pribadi. Pada saat mempelajari modul ini, kita para Calon Guru Penggerak secara terjadwal mendapatkan bimbingan dari fasilitator dan pengajar praktik. Salah satu metode yang diterapkan adalah metode coaching. Melalui metode coaching kami belajar apa perbedaan dilema etika dan bujukan moral, paradigma pengambilan keputusan, prinsip-prinsip pengambilan keputusan dan Sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan dan lain-lain. Banyak sekali manfaat yang dirasakan dari metode coaching ini yang mengasah kemampuan kami untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Setelah mempelajari modul 3.1 ini, CGP memahami bahwa sebelum mengambil sebuah keputusan kita hendaknya mengidentifikasi apakah kasus yang kita hadapi merupakan bujukan moral atau dilema etika. Jika masuk ke dalam dilema etika, maka kita hendaknya mengambil keputusan berdasarkan empat paradigma dilema etika diantaranya (1) individu lawan masyarakat, (2) rasa keadilan lawan rasa kasihan, (3) kebenaran lawan kesetiaan dan (4) jangka pendek lawan jangka panjang.  Selain itu kita juga harus memperhatikan tiga prinsip pengambilan keputusan, yaitu (1) prinsip berpikir berbasis hasil akhir, (2) prinsip berpikir berbasis peraturan, dan (3) prinsip berfikir berbasis rasa peduli. Setelah menentukan paradigma dilema etika dan prinsip berpikir yang akan digunakan, maka kita akan  melakukan  langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian dan pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut diharapkan akan mampu melahirkan keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pemilihan prinsip sangat dipengaruhi oleh nilai yang dipegang oleh seorang guru. Seseorang yang sudah menjiwai nilai guru penggerak (mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid) diharapkan akan memilih prinsip yang tepat dan pada akhirnya akan bermuara pada keputusan yang berpihak kepada murid.

Proses pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika yang terjadi di sekolah, tidak menemukan kesulitan yang berarti. Kami sudah terbiasa untuk mendiskusikan permasalahan yang terjadi di sekolah secara bersama-sama dan penuh dengan keterbukaan. Sehingga proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala.

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran tentu saja sangat berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid. Seorang pemimpin pembelajaran akan selalu berupaya untuk mengambil keputusan yang berpihak kepada murid. Keputusan yang mampu menciptakan kondisi yang nyaman bagi murid untuk belajar. Kita juga harus menyadari bahwa setiap keputusan yang kita ambil dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-murid. Oleh karena itu, kita hendaknya selalu melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat, jangan ceroboh dan asal mengambil keputusan. Jangan sampai kita salah mengambil keputusan yang berdampak buruk pada masa depan murid kita.

Kesimpulan akhir yang saya dapat tarik dalam pembelajaran modul 3.1 adalah bahwa pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran bukan hal yang mudah, banyak hal yang harus kita perhatikan sebelum kita mengambil keputusan, dari memilih paradigma dilema etika, prinsip pengambilan keputusan sampai langkah-langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Keterkaitan materi pada modul ini dengan modul-modul sebelumnya, yaitu seorang guru sebelum mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya terlebih dahulu memahami pilosopi pratap triloka dari Ki Hadjar Dewantara, memahami bagaimana peran guru seharusnya dan bagaimana cara melakukan metode coaching dengan baik agar keputusan yang diambil akan berpihak pada murid dan sesuai dengan kebutuhan belajarnya.

2 komentar:

  1. Setuju sekali bu Ruli, seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan berpihak pada murid. 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan akan membantu kita untuk mempertimbangkan keputusan yang tepat.

    BalasHapus

LATIHAN SOAL ASESMEN SUMATIF AKHIR TAHUN (ASAT) KELAS 8

 Assalamu'alaikum Wr.Wb Apakabar sahabat IPS?  Semoga kalian tetap semangat belajar IPS Bagi kalian kelas 8 yang mau  menghadapi  Asesme...