KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 3.3.a.9
PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID
Hal yang menarik yang dapat saya tarik dari
pembelajaran modul pengelolaan program yang berdampak pada murid adalah
pertama, ketika saya menyaksikan video tentang bentuk-bentuk program yang
berdampak pada murid saya menjadi berpikir kembali apakah program yang selama
ini dilaksanakan di sekolah sudah berdampak pada murid atau belum. Saya merasa
bahwa program-program yang sudah ada selama ini belum mengoptimalkan semua aset
yang ada di sekolah maupun di daerah. Dari video saya juga belajar bahwa dengan
kolaborasi antara guru, kepala sekolah, murid, orang tua dan masyarakat kita
akan mampu mewujudkan suasana kelas dan sekolah yang nyaman dan menyenangkan. Pada
intinya keterbatasan bukanlah menjadi halangan untuk mewujudkan program yang
berdampak pada murid.
Hal kedua yang menarik di modul ini adalah saya diingatkan kembali
tentang tentang tahap-tahap membuat program melalui metode BAGJA. BAGJA merupakan akronim dari Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali
mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur Eksekusi.
(Sumber : https://sebuahtutorial.com/bagja-dalam-program-guru-penggerak/)
Melalui BAGJA, sekolah hanya
fokus pada kekuatan yang dimiliki. Sehingga, kelemahan atau kekurangan menjadi sesuatu yang
tidak relevan. Melalui BAGJA, sekolah diharapkan akan mampu membuat program yang berdampak pada
murid.
Hal
ketiga yang menarik di modul ini adalah tentang manajemen resiko. Manajemen risiko merupakan salah satu
hal wajib yang harus dilakukan dalam merencanakan program sekolah. Sekolah sebagai
lembaga pendidikan wajib melakukan rangkaian analisis dan
metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan
dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah. Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan
dikendalikan karena apabila risiko tidak dikelola dengan baik maka akan
mengakibatkan kerugian serta hambatan.
(Sumber : https://djpb.kemenkeu.go.id)
Benang merah yang dapat saya tarik dari
keterkaitan antar materi yang ada di modul 3.3 ini adalah bahwa program yang
berdampak pada murid dapat dilaksanakan dengan melakukan tahapan pembuatan
program menggunakan metode BAGJA. Melalui metode BAGJA, sekolah akan berfokus
kepada kekuatan bukan kepada kekurangan. Sebelum sebuah program sekolah
dilaksanakan, kita jangan lupa terlebih dahulu melakukan manajemen risiko. Agar
kita dpat mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko
yang mungkin terjadi jika program tersebut dilaksanakan. Setelah manajemen
risiko dilaksanakan, maka program dapat diputuskan untuk dilanjutkan atau
tidak. Jika dilanjutkan kita hendaknya melihat sejauh mana keberhasilan dari
program tersebut maka diperlukan MELR (Monitoring, evaluation, learning and
reporting).
Kaitan antara pemetaan sumber daya dengan
perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid adalah sekolah sebelum
merencanakan program yang berdampak pada murid hendaknya terlebih dahulu
mengidentifikasi aset-aset yang dimiliki. Setelah selesai mengidentifikasi
aset-aset yang dimiliki, maka sekolah dapat beranjak pada tahap perencanaan
program sekolah melalui metode BAGJA, sehingga diharapkan sekolah akan mampu
mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki dan program sekolah yang berdampak pada
murid dapat terwujud.
Materi dalam modul lain yang berhubungan dengan
materi dalam modul 3.3. ini antara lain:
1)
Kaitan modul 3.3 dengan materi
Filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Dalam filosofi Ki Hajar
Dewantara, tugas guru adalah menuntun murid untuk mencapai tujuan pendidian.
Dalam hal ini guru murid dalam menjalankan program-program sekolah yang
berdampak pada murid untuk bisa hidup sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.
Segala potensi yang dimiliki murid akan berkembang secara maksimal dengan
adanya program yang berdampak pada murid.
2)
Kaitan antara modul 3.3 dengan materi Inkuiri Apresiatif.
Dalam menyusun program,
sekolah akan merancang sebuah program yang dapat dirasakan dan berdampak pada
pengembangan murid dan sekolah itu sendiri. Program yang berdampak murid akan
didapatkan dengan menyusun program tersebut secara kolaboratif dan memanfaatkan
kekuatan yang dimiliki. Kekuatan yang dikembangkan agar memiliki kekhasan
sendiri yang membedakan dengan sekolah lainnya. Proses penyusunan program
tersebut mengimplementasikan tahapan BAGJA dengan menerapkan pendekatan inkuiri
apresiatif.
3)
Kaitan modul 3.3 dengan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber
daya.
Segala
aset/kekuatan/potensi yang dimiliki sekolah haruslah dipetakan, dikelola dan
dimanfaatkan untuk mendukung dan mewujudkan program yang berdampak pada murid.
Program yang berdampak pada murid akan cepat dan tepat terlaksana jika aset-aset
dimiliki sekolah dapat dimaksimalkan.
Kaitan dari semua materi tersebut dengan peran saya sebagai
guru penggerak adalah bahwa sebagai seorang guru penggerak saya harus
mampu membuat program yang berdampak pada murid. Program-program yang mampu mendorong wellbeing ekosistem pendidikan
sekolah. Wellbeing disini terkait dengan kondisi yang sudah berpihak pada
murid. Kondisi yang membuat murid merasa nyaman untuk belajar sesuai dengan
kebutuhan belajarnya. Program yang berdampak pada murid tentu saja akan mudah
terwujud jika saya sebagai guru penggerak mampu berkolaborasi dengan warga
sekolah lainnya untuk mengidentifikasi aset-aset yang dimiliki guna mendukung
terlaksannya program sekolah yang berdampak pada murid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar